Jakarta – Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Adin Bondar mengatakan rumah ibadah berperan dalam meningkatkan kegemaran membaca.
“Peran rumah ibadah selain untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama juga memiliki peran strategis meningkatkan kehidupan literasi beragama maupun literasi antarumat beragama,” ujar Adin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan, kehadiran perpustakaan di rumah ibadah merupakan instrumen yang bisa digunakan agar jamaah dari tiap rumah ibadah menjadi cerdas, unggul, dan berkualitas.
“Perpustakaan berfungsi menjadikan masyarakat cerdas. Tidak hanya dalam perspektif pendidikan dalam formal ataupun nonformal,” kata dia.
Ia mengatakan perhatian kepada pengembangan kegemaran membaca tidak cukup digerakkan lewat rumah ibadah. Lingkup perpustakaan justru diminta berperan lebih besar dalam penguatan dan perluasan pengetahuan.
“Pada dasarnya, prinsip perpustakaan dan perguruan tinggi sama, yakni mencerdaskan masyarakat,” katanya.
Adin Bondar menjelaskan, pada masa keemasan anak, ada sebanyak 100 miliar neuron berkembang sangat pesat sehingga dibutuhkan rangsangan psikososial, seperti mendongeng, membaca, dan sikap keteladanan. Jika hal ini tidak dilakukan, pasti akan mengalami penyusutan yang akhirnya mempengaruhi perkembangan kecerdasan anak.
“Sebuah riset menunjukkan anak yang diceritakan cerita setiap hari menunjukkan perkembangan keterampilan berpikir dan berbahasa,” kata dia.
Kualitas SDM yang unggul, menurut dia, merupakan garansi bagi kemajuan suatu bangsa. SDM yang memiliki keahlian menjadikan negara dengan predikat berkembang atau maju.
Ia mengatakan, dari masyarakat yang berpengetahuan (smart society) akan tercipta peningkatan literasi. Literasi pada era saat ini menjadi suatu keharusan setiap individu agar bisa berkompetisi dengan individu lain di pasar global.
“Dalam aspek yang lebih holistik, kemampuan literasi terbukti ampuh menurunkan angka kemiskinan, menekan angka kematian muda, menjadikan ekonomi lebih kuat, partisipasi masyarakat lebih tinggi, yang berujung pada peningkatan pada kesejahteraan dan kebahagiaan,” katanya.