Oleh: Erizal
Tadi malam masih rapat, via zoom. Beliau, ustaz M. Yasin, masih sempat berpendapat. Setelah itu, tak terdengar lagi suara beliau. Rapat berlanjut sampai pukul 23.00.
Saya sempat buka HP. Ternyata ada pesan WA via japri dari seorang kawan yang tinggal sekomplek dengan ustaz Yasin. Kawan ini berpesan bahwa ustaz dibawa ke rumah sakit.
Saya bergegas ke rumah sakit Siti Rahmah. Tiba di rumah sakit, saya bertemu warga yang membawa beliau dan ada juga istri dan anak sulung beliau, Zahra. Ustaz sudah terinfus, dll.
Saya bicara dengan istri dan anak beliau serta melakukan hal-hal yang perlu dilakukan. Gula beliau 299 dan tensi normal. Lalu di scan dan dironsen. Hasilnya, ada pendarahan di otak.
Saya bertanya kepada dokter jaga apakah ustaz bisa ditangani di rumah sakit ini? Bisa, katanya. Berarti tak perlu dirujuk ke rumah sakit M. Jamil Padang. Lalu, kamar inap pun dapat.
Setelah masuk kamar, saya pulang. Minta istri dan anak sulung beliau. Kira-kira sampai di rumah sekitar pukul 02.30 dini hari. Ternyata, pukul 04 kurang, berbunyi telepon dan diangkat istri saya.
Yang menghubungi adalah istri ustaz Yasin. Katanya ustaz sudah berpulang dengan suara berat. Istri saya membangun saya, memberi tahu informasi kepergian ustaz M. Yasin.
Saya terbangun seperti tak pernah tertidur. Innalilahi wa innailaihi rojiun. Saya bergegas ke rumah sakit dan melihat beliau memang sudah mendahului kita semua. Selamat jalan ustaz. Teruslah ke surga. Ya, Allah terimalah amalan beliau dan muliakanlah di sisi-Mu. 🤲😭