close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

25.9 C
Jakarta
Jumat, Februari 7, 2025

Sejarah Kerajaan Mataram Islam: Jejak Kejayaan dan Warisan Budaya di Tanah Jawa

spot_img

GardaPublik.id, – Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Pulau Jawa pada abad ke-16 hingga abad ke-18. Berdirinya Mataram Islam menandai peralihan penting dalam sejarah politik dan kebudayaan di Jawa, serta memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan Islam di Nusantara.

Awal Berdirinya Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Sutawijaya, yang dikenal dengan gelar Panembahan Senapati, pada sekitar tahun 1586. Sutawijaya adalah anak angkat Ki Ageng Pemanahan, seorang pejabat dari Kesultanan Pajang yang dianugerahi tanah Mataram oleh Sultan Hadiwijaya sebagai tanda penghargaan atas jasanya. Setelah kematian Ki Ageng Pemanahan, Sutawijaya mengambil alih kekuasaan dan mendirikan Kerajaan Mataram Islam di atas tanah tersebut.

Masa Keemasan di Bawah Sultan Agung

Masa kejayaan Mataram Islam terjadi pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645). Sultan Agung adalah seorang raja yang visioner dan ambisius. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Mataram dengan menaklukkan beberapa kerajaan kecil di Jawa dan Madura. Di bawah pemerintahannya, Mataram Islam menjadi kekuatan dominan di Jawa Tengah dan Timur.

  1. Ekspansi Wilayah: Sultan Agung melakukan ekspansi besar-besaran, termasuk menyerang Kesultanan Banten dan Kesultanan Surabaya. Meskipun serangan terhadap Batavia (kini Jakarta) pada tahun 1628 dan 1629 mengalami kegagalan, Sultan Agung berhasil memperluas pengaruh Mataram di seluruh Pulau Jawa.
  2. Pemerintahan dan Administrasi: Sultan Agung memperkenalkan sistem administrasi yang efisien dan terstruktur. Ia juga memodernisasi angkatan bersenjata dan memperkuat pertahanan kerajaan.
  3. Budaya dan Agama: Sultan Agung juga dikenal sebagai penguasa yang mendukung perkembangan seni, budaya, dan agama. Ia mempromosikan Islam sebagai agama kerajaan dan memperkenalkan kalender Jawa-Islam (Kalender Sultan Agung) yang menggabungkan sistem penanggalan Islam dan Jawa.
Baca juga  Kuliah dengan Jurusan Ilmu Sihir di Inggris, Emang Ada?

Perpecahan dan Kemunduran

Setelah wafatnya Sultan Agung, Mataram Islam mulai mengalami masa kemunduran. Pengganti Sultan Agung, Amangkurat I, menghadapi banyak masalah internal dan eksternal yang melemahkan kerajaan.

  1. Masalah Internal: Pemerintahan Amangkurat I (1646-1677) ditandai oleh konflik internal dan ketidakpuasan di kalangan bangsawan dan rakyat. Amangkurat I dikenal sebagai raja yang otoriter dan tidak populer.
  2. Campur Tangan VOC: Perpecahan internal di Mataram dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), atau Perusahaan Hindia Timur Belanda. VOC mulai campur tangan dalam urusan internal Mataram, yang akhirnya melemahkan kekuasaan kerajaan.
  3. Pemberontakan Trunajaya: Pada tahun 1674, Trunajaya, seorang bangsawan Madura, memimpin pemberontakan besar melawan Amangkurat I. Pemberontakan ini berhasil mengguncang kekuasaan Mataram dan mengakibatkan kematian Amangkurat I pada tahun 1677. Trunajaya akhirnya berhasil ditaklukkan dengan bantuan VOC, tetapi kekuasaan Mataram telah melemah secara signifikan.
Baca juga  Pacu Kude: Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus yang Unik dari Aceh

Transisi Menjadi Kesultanan dan Akhir Kekuasaan

Pada abad ke-18, Mataram Islam mengalami perpecahan besar yang menyebabkan terbentuknya beberapa kesultanan kecil. Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 membagi Mataram menjadi dua: Kesultanan Yogyakarta di bawah Sultan Hamengkubuwono I dan Kasunanan Surakarta di bawah Sunan Pakubuwono III.

  1. Perjanjian Giyanti: Perjanjian ini ditandatangani oleh VOC dan para pewaris Mataram sebagai cara untuk mengakhiri konflik internal yang berkepanjangan. Pembagian ini menandai berakhirnya Kerajaan Mataram Islam sebagai entitas politik yang bersatu.
  2. Warisan Mataram Islam: Meskipun kerajaan ini berakhir, warisan budaya dan pengaruh Islam dari Mataram Islam tetap kuat di Jawa. Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta masih memegang peran penting dalam budaya dan tradisi Jawa hingga saat ini. (Red)
spot_img

Berita Terpopuler

Konsumsi Tape Saat Sedang Menstruasi Dapat Mengurangi Rasa Nyeri Perut, Simak Penjelasannya!

Gardapublik.id - Makanan fermentasi adalah santapan yang diolah dengan penambahan ragi atau bakteri khusus. Proses ini membuat makanan mengalami perubahan, baik dari bentuk, aroma, maupun...

Rekomendasi Model Rambut dengan Jidat M: Pilihan Stylish untuk Pria

GardaPublik.id, - Jidat berbentuk M pada pria bisa disebabkan oleh faktor genetik atau kerontokan rambut, dan seringkali memengaruhi rasa percaya diri. Untuk menutupi bentuk...

Pendidikan Antikorupsi Perkuat Karakter dan Integritas

Gardapublik.id, Jakarta - Penguatan karakter melalui Pendidikan Antikorupsi (PAK) menjadi salah satu strategi yang ditujukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bagi masyarakat. Harapannya, melalui karakter...

Menjelang Pilkada Serentak 2024, Mulai Bermunculan Nama-nama Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Inhil

Gardapublik id.Inhil_Riau. Hajatan Pileg dan Pilpres 2024 telah usai, para Calon DPD, DPR RI, Provinsi dan Kabupaten/Kota juga Pemenang Pilpres telah di umumkan oleh...

Destinasi Hikiking Telaga Biru Batam

Gardapublik.id. - Buat pencinta wisata alam,jelajah pantai mendaki gunung,atau sekedar susur/treking hutan salah satu bagian wisata alam terbuka yang bnyak di minati,untuk anda ada...

Kembali, Masyarakat Kateman Swadaya Perbaiki Jalan

Gardapublik.id.Inhil_Riau.Kepedulian Masyarakat Kateman khususnya Tagaraja terhadap kondisi jalan patut di acungi jempol,hampir merata Jalan-jalan utama di Ibukota Kecamatan Kateman itu yang rusak di perbaiki...
Berita terbaru
Berita Terkait