GardaPublik.id, – Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah mengalami beberapa perubahan ibu kota. Meskipun Jakarta adalah ibu kota yang paling dikenal, ada beberapa daerah lain yang pernah menjadi ibu kota Indonesia karena situasi dan kondisi tertentu. Berikut adalah tiga daerah yang pernah menjadi ibu kota Indonesia selain Jakarta.
1. Yogyakarta
Sejarah Menjadi Ibu Kota: Setelah agresi militer Belanda yang kedua pada tahun 1948, situasi di Jakarta menjadi sangat tidak aman. Untuk menjaga kelangsungan pemerintahan, ibu kota Indonesia dipindahkan sementara ke Yogyakarta. Pada 4 Januari 1946, Yogyakarta secara resmi menjadi ibu kota Indonesia.
Alasan Pemindahan: Pemindahan ini dilakukan untuk menghindari tekanan dari Belanda yang saat itu masih ingin menguasai Indonesia. Sultan Hamengkubuwono IX, yang saat itu memerintah Yogyakarta, memberikan dukungan penuh kepada pemerintah Republik Indonesia.
Peran Yogyakarta: Selama menjadi ibu kota, Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan dan perjuangan diplomatik. Berbagai upaya diplomasi dan perlawanan terhadap Belanda digerakkan dari sini hingga akhirnya pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 27 Desember 1949.
2. Bukittinggi
Sejarah Menjadi Ibu Kota: Pada masa Agresi Militer Belanda kedua, pemerintahan Indonesia kembali menghadapi tekanan yang berat. Pada 19 Desember 1948, saat Belanda melancarkan serangan ke Yogyakarta, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dibentuk di Bukittinggi, Sumatera Barat. Dengan demikian, Bukittinggi menjadi ibu kota sementara Indonesia.
Alasan Pemindahan: Pembentukan PDRI dan pemindahan ibu kota ke Bukittinggi dilakukan sebagai strategi untuk menjaga kelangsungan pemerintahan dan menunjukkan bahwa Indonesia tetap eksis meskipun Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Peran Bukittinggi: Selama beberapa bulan, Bukittinggi menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda. PDRI di bawah pimpinan Syafruddin Prawiranegara menjalankan pemerintahan dari kota ini hingga akhirnya Belanda menarik diri dan pengakuan kedaulatan terjadi pada akhir tahun 1949.
3. Bireuen
Sejarah Menjadi Ibu Kota: Sebelum pemindahan ibu kota ke Bukittinggi, Bireuen di Aceh pernah sebentar menjadi pusat pemerintahan Republik Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda pertama. Pada 23 Juni 1948, Presiden Soekarno dan beberapa anggota kabinet berpindah ke Bireuen untuk menghindari serangan Belanda.
Alasan Pemindahan: Pemindahan ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan pemerintahan dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Aceh, yang kala itu dikenal sebagai wilayah yang sulit dijangkau Belanda, menjadi tempat yang strategis untuk melanjutkan perlawanan.
Peran Bireuen: Meskipun hanya sebentar menjadi ibu kota, Bireuen memainkan peran penting sebagai tempat perlindungan dan pusat koordinasi pemerintahan serta perjuangan rakyat Indonesia dalam menghadapi agresi Belanda. (Red)