Gardapublik.id – Perkembangan zaman yang semakin cepat membawa perubahan besar dalam kehidupan anak-anak kita. Istilah “Strawberry Generation” sering terdengar, merujuk pada generasi yang terlihat kuat dan menarik dari luar, namun rapuh ketika dihadapkan pada tekanan. Sebagai psikolog anak, saya sering mendapati bahwa salah satu penyebab utama fenomena ini adalah pola asuh yang terlalu melindungi. Banyak orang tua cenderung menghindarkan anak dari segala bentuk kesulitan, dengan niat baik, namun sayangnya, ini justru menghalangi mereka belajar dari kegagalan.
Anak-anak kita hidup di dunia yang sangat berbeda dengan masa kecil kita. Media sosial, kemajuan teknologi, dan akses informasi yang begitu cepat mempengaruhi pola pikir dan harapan mereka. Tantangan terbesar bagi orang tua adalah bagaimana menyeimbangkan antara memberikan dukungan dan mendorong anak-anak untuk menghadapi masalah mereka sendiri. Jangan biarkan mereka tumbuh menjadi generasi yang cepat menyerah atau mudah merasa putus asa.
Untuk menghindari hal tersebut, kita perlu memberikan anak-anak kita kesempatan untuk belajar mandiri. Ajak mereka untuk menghadapi tantangan dan menghargai proses belajar, bukan sekadar hasil akhir. Dengan begitu, mereka akan tumbuh sebagai individu yang kuat, mandiri, dan mampu mengatasi tekanan hidup di masa depan.