Gardapublik.id – Kelompok Hamas pada Sabtu (22/2/2025) membebaskan dua sandera Israel yang masih hidup sebagai bagian dari fase pertama gencatan senjata di Gaza. Harapannya, pembebasan ini dapat diimbangi dengan pembebasan tahanan Palestina.
Menurut laporan dari kantor berita AFP, pembebasan kedua sandera ini menandai akhir dari dua hari yang emosional bagi Israel, di mana keluarga sandera lain, Shiri Bibas, mengonfirmasi penerimaan jenazahnya pada hari yang sama. Bibas dan kedua putranya yang masih kecil menjadi simbol kesulitan yang dialami oleh para sandera Israel sejak perang di Gaza dimulai.
Hamas telah menangkap puluhan tawanan dalam serangan mendadak pada 7 Oktober 2023, yang memicu lebih dari 15 bulan konflik di Jalur Gaza.
Pada hari yang sama, Hamas mengantar Tal Shoham dan Averu Mengistu ke sebuah panggung di Rafah, Gaza selatan. Shoham diminta untuk berpidato di hadapan para peserta pertemuan, dikelilingi oleh anggota kelompok bersenjata. Setelah itu, kedua pria tersebut diserahkan kepada Palang Merah, yang kemudian membawa mereka pergi dengan konvoi. “Pasukan keamanan Israel menahan para pria itu dan memulangkan mereka ke wilayah Israel,” kata militer.
Di Tel Aviv, ratusan orang berkumpul di ‘Lapangan Sandera’, bereaksi dengan tepuk tangan, beberapa di antaranya menangis saat menyaksikan siaran pembebasan tersebut.
Empat sandera lainnya juga direncanakan akan dibebaskan dalam upacara terpisah di Gaza tengah. Forum Sandera dan Keluarga Hilang telah menerbitkan nama-nama enam warga Israel yang akan dibebaskan, termasuk Eliya Cohen, Omer Shem Tov, Omer Wenkert, Hisham al-Sayed, serta Mengistu dan Shoham. Sayed dan Mengistu telah ditahan di Gaza selama hampir satu dekade.
Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata tahap pertama yang dimulai pada 19 Januari 2025 dan dijadwalkan berakhir pada awal Maret. Sumber dari Hamas menyatakan bahwa kelompok tersebut berencana untuk membebaskan empat sandera dari Nuseirat, Gaza tengah, pada pagi hari berikutnya.
Di tempat tersebut, anggota kelompok bersenjata telah mempersiapkan upacara dengan membangun panggung dan memasang poster-poster besar yang mempromosikan tujuan mereka. Palang Merah mengimbau agar serah terima dilakukan dengan cara yang bermartabat.
Sementara itu, kelompok advokasi Klub Tahanan Palestina mengungkapkan bahwa Israel akan membebaskan 602 tahanan pada hari yang sama sebagai bagian dari pertukaran. Seorang juru bicara LSM tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar tahanan adalah warga Gaza yang ditangkap setelah perang dimulai, dan beberapa di antaranya akan dideportasi ke luar Israel dan wilayah Palestina setelah dibebaskan.
Sumber:kompas.com